Muharram dan Bulan Kemerdekaan
Oleh : Harumpuspita
Sebagaimana yang disebutkan di dalam Al-quran, ada empat bulan yang istimewah setiap tahunnya. Salah satunya adalah bulan Muharram. Kalau dikonversikan ke dalam tahun Masehi, bulan Muharram merupakan bulan yang pertama.
Sesuatu yang pertama itulah biasanya ada harapan istimewah untuk melanjutkan langkah berikutnya. Segala doa-doa baik alangkah baiknya dipanjatkan.
Rasulullah Saw bersabda, “Sesungguhnya waktu telah berputar sebagaimana mestinya. Hal itu ditetapkan pada hari Allah menciptakan langit dan Bumi.
Dalam setahun ada dua belas bulan, di antaranya ada empat bulan haram (bulan mulia). Tiga berturut-turut, yaitu Dzulqa’dah, Dzulhijjah, dan Al-Muharram, lalu Rajab (yang selalu diagungkan) Bani Mudhar, yaitu antara Jumadil Akhir dan Sya’ban.” (HR Bukhari dan Muslim)
Sudahkah kita berpikir untuk melakukan perubahan dalam hidup, terlebih lagi dalam hal ibadah? Maka di bulan Muharram adalah momen yang paling tepat untuk kita merencanakan amalan baik.
Walaupun pahalanya tidak sebesar yang diberikan bulan Ramadan. Pada bulan Muharram pahala dilipatgandakan. Itu artinya ibadah wajib dan sunah sebaiknya dioptimalkan.
Bulan Muharram tentulah menjadi keistimewaan tersendiri. Ada pula yang menuliskan resolusinya untuk menghadapi tahun ini dengan harapan semoga bisa terlaksana.
Ada semangat baru, begitulah seharusnya bulan Muharram ini bisa memantik hati yang tengah futur menjadi semangat beribadah. Kemudian muhasabah tentang apa yang selama ini telah dilakukan. Hanya dengan begitu kita bisa mengetahui langkah apa yang akan dilakukan berikutnya.
Begitupun dengan dosa juga dilipatgandakan. Sayangnya, hal yang istimewah bagi umat islam. Justru dijadikan sebuah ketakutan sendiri bagi orang yang berkeyakinan lain. Seperti halnya orang tua yang berpesan untuk melarang berpergian jauh ketika satu suro, konon katanya kalau nekat akan terjadi musibah.
Masyarakat pun juga giat melakukan pengajian dan doa bersama untuk menyambut datangnya 1 Muharram. Sebenarnya ini merupakan suatu kebaikan. Hanya saja, ada yang perlu diperbaiki berupa niat. Jangan sampai kita melakukan kebaikan dengan mendatangi majelis zikir hanya takut karena apa yang dikatakan para leluhur, tetapi gantilah menjadi niat karena kita ingin memuliakan bulan yang mulia.
Adapun yang hal yang lain adalah larangan untuk menikah di bulan Muharram. Pada masyarakat Jawa berpendapat bahwa kalau mengadakan pernikahan dalam bulan Muharram akan mendapatkan kesialan.
Setelah diperhatikan, kalau bulan-bulan lalu saya menerima kartu undangan pernikahan. Justru di bulan Muharram ini belum ada undangan yang datang. Padahal larangan menikah ini tidak ada disebutkan dalam Al-quran maupun hadis.
doa yang baik, begitulah ketika memulai perkara. Seperti lirik yang disampaikan dalam lagu Nasyid Raihan yang berjudul ‘Bismillah’ bahwasannya segala sesuatu dimulai dengan Basmallah. Muharram 1445 H bertepatan pula tanggal pertengahannya menuju bulan Agustus 2023.
Bulan yang disambut baik bangsa Indonesia dalam memperingati hari bersejarah, yaitu kemerdekaan Indonesia. Hal ini tentulah membuat suatu semangat tersendiri. Bahwa kita harus menghargai Jasa Para Pahlawan yang telah berusaha memerdekakan Indonesia.
Adanya dua momentum ini harusnya menjadi semangat baru untuk terus bertumbuh dan melakukan perubahan menuju yang lebih baik lagi. Baik dalam langkah awal ibadah dan kemudian semangat untuk belajar maupun bekerja. Semoga pada bulan ini kita tidak kehilangan semangat untuk mengejar keberhasilan yang diimpikan dalam hidup.
apa pun ceritanya, kita memang harus terus berjuang. Sementara perjuangan itu sendiri akan terus berkobar ketika bersama. Tidak lagi masanya harus berjuang sendiri.
Jika kali ini kita masih berjuang sendiri, temukanlah sebuah komunitas yang memiliki visi serupa. Supaya perjuangan itu saling menguatkan satu sama lain. Begitupula dalam saling mengingatkan tentang kebaikan.
Allah Swt berfirman dalam surat At-Taubah ayat 36:
“Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah adalah dua belas bulan, (sebagaimana) ketetapan Allah (di Lauh Mahfuz) pada waktu Dia menciptakan langit dan Bumi, di antaranya ada empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menzalimi dirimu padanya (empat bulan itu), dan perangilah orang-orang musyrik semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya. Ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang bertakwa.”
FLP (Forum Lingkar Pena) adalah wadah bagi para penulis yang berjuang dalam melahirkan karya yang mengarah kebaikan. Tulisan bukan hanya sebagai seni, tetapi bagaimana bisa memberikan manfaat positif bagi banyak orang.
Seperti yang kita perhatikan di era digitalisasi ini bahwa masih banyak orang yang membuat karya mengarah kepada ketidakbaikkan hanya demi mendapatkan popularitas. Maka tugas kitalah sebagai penulis untuk memeranginya dengan konten-konten yang positif.
Jangan mudah tergiur dengan ajakan mereka untuk menulis hal-hal yang tidak baik. Jika tidak mampu berjuang bersama, maka berjuang sendirian pun tak mengapa. Sebab Allah Swt bersama orang-orang yang bertakwa.
Tentang Penulis:Harumpuspita adalah nama pena dari Henny Puspita Sari. Gadis kelahiran 98 yang memiliki impian bisa jalan-jalan lewat tulisan ini menuliskan karyanya dalam blog pribadi yang beralamat www.diaryharumpuspita.com dan juga platform penulis lainnya seperti KBM maupun Wattpad dengan nama pengguna Harumpuspita. Tergabung ke dalam FLP Medan sejak tahun 2019.
Share This :
0 comments