BLANTERWISDOM101

OPINI: Cara Terbaik Menghindari Putus Asa

Sabtu, 24 Oktober 2020

 

Ilustrasi

Menurut data WHO pada tahun 2016. Sekitar 800 ribu orang meninggal setiap tahunnya karena bunuh diri. Setiap satu orang meninggal dalam 40 detik. Hal ini merupakan angka yang sangat memprihatinkan. Padahal, segala nikmat waktu yang telah diberikan merupakan sebuah anugerah yang patut disyukuri. Bahkan banyak orang di luar sana yang dilanda penyakit berat punya harapan untuk hidup. Setiap waktunya merupakan hal yang paling berharga dalam menciptakan kenangan.

Bagi orang-orang yang mengalami putus asa, kehidupan ini tidak ada artinya lagi. Ketika itu melangkahkan kaki ke dunia rasanya tidak mampu. Sehingga pemikiran pendek untuk mengakhiri hidup datang. Segala yang datang menjadi pemikiran negatif bagi mereka. Hal yang terlintas adalah tidak peduli dengan orang lain dan bahkan merasa kesepian.

Menurut Nevid dkk (2005), depresi merupakan salah satu gangguan emosional. Depresi sendiri merupakan gangguan yang mengacu pada satu arah tunggal di mana terdapat perubahan pada kondisi emosional, perubahan dalam motivasi dalam fungsi, perilaku motorik, dan perilaku kognitif.

Faktor yang menjadi penyebab utama pemikiran mengakhiri hidup adalah depresi. Puncaknya negatif seseorang ketika mengalami stress. Seringkali disebabkan karena masalah yang tidak dapat diselesaikan dalam hidup. Ia merasa kesepian dan motivasi hidup menjadi rendah.  

Saya dulu juga pernah mengalami masa-masa putus asa dan berpikiran untuk mengakhiri hidup ini. Tepat di bulan Maret. Kebetulan lockdown untuk pertama kali. Kasusnya bukan masalah cinta. Lebih mengarah pada penolakan orang lain kepada saya. Hanya saja, ketika itu saya menemukan sebuah ayat di dalam al-Qur'an yang sangat membuat hati tertampar. 

Dia (Ibrahim) berkata, "Tidak ada yang berputus asa dari rahmat Tuhannya, kecuali orang yang sesat."  Al-Hijr ayat 56. 

Akhirnya saya berpikir kembali untuk menarik diri dan mengurungkan niat berputus asa. Saya tidak ingin tersesat dan ingin menyelamatkan diri dari jurang kesesatan tersebut. Perlahan seiring berjalannya waktu. Hati pun mulai berubah dengan sendirinmya. Satu per satu beberapa hal terungkap dan saya menjadi pribadi yang berbeda. Terkadang, waktu yang akan menjawab akhir dari permasalahan.

Lingkunganlah yang membentuk diri menjadi sebuah pribadi yang berbeda. Ada orang yang terbiasa menjalani kehidupan sulit. Sehingga membuatnya menjadi orang yang kuat dalam menghadapi rintangan hidup. Namun ketika seseorang itu mengalami kegagalan berulang kali dan mendapatkan penolakan dari semua orang yang ia temui bahkan mendapatkan pembulliyan. Hati menjadi rapuh dan rasa sedih datang. Bermula dari rasa sedih yang berkepanjangan itulah yang membuat seseorang menjadi depresi. Terlebih lagi jika merasa jauh dari sang Pencipta. Diri merasa ragu atas kuasa-Nya dan rasanya ingin jauh saja.

Salah satu hal yang bisa dilakukan untuk menghindari pemikiran mengakhiri hidup adalah mengenali diri sendiri. Kita harus tahu diri termasuk tipe yang mana. Apakah termasuk yang mudah tersinggung dan mudah melupakan? Atau sangat tegar ketika dihadapkan sebuah masalah yang menguras jiwa dan emosi? 

Jika masuk ke dalam kategori orang yang mudah tersentuh hati/baper/mudah terluka. Segera tarik diri ke zona yang lebih aman. Bisa itu berusaha menenangkan diri dengan menarik napas dalam-dalam dan mengeluarkannya. Jalan yang paling ampuh biasanya dengan mengeluarkan air mata. Kita bisa mencari tempat yang sepi. Misalnya kamar atau yang paling menentramkan itu di rumahnya sang Pencipta. Boleh di mana saja yang membuat diri merasa nyaman dan baik-baik saja. 

Cara mengenali diri sendiri bisa dengan membandingkan kehidupan dengan masa lalu. Misalnya mengingat kembali ketika dihadapkan sebuah permasalahan. Apakah termasuk orang yang bisa mengatasinya dengan baik atau tidak? Misalnya melihat sisi kelebihan dalam diri dan menelaah lebih lanjut kekurangan apa yang ada dalam diri. Sebisa mungkin tidak menyalahkan kekurangan yang ada pada diri.

Salah satu contoh menelaah kekurangan dalam diri  misalnya rentan  atau mudah kepikiran terhadap suatu hal. Maka hal yang bisa dilakukan adalah dengan memperbaikinya berpikir tenang terlebih dahulu ketika dihadapkan masalah. Kemudian memutuskannya. Jika tidak mampu mengatasinya. Kita bisa bertanya kepada orang yang bisa dipercaya dapat membantu masalah.

Ketika seseorang mengenali diri sendiri. Ia pasti akan tahu apa yang membuat dirinya menjadi bahagia ataupun sedih. Sesekali bahagiakan diri dengan melakukan apa yang disukai. Jika sedang bersedih kita bisa melakukan hal-hal yang disukai atau membuat diri merasa bahagia.

Sesulit apa pun beban hidup ini. Ada yang paling ampuh dalam mengatasi masalah. Ketika menyerahkan segalanya kepada sang Pencipta dan menciptakan keyakinan dalam hidup ini bahwa semuanya akan baik-baik saja.

            Teruntuk orang yang pernah mengalami masa-masa sulit dan bangkit lagi dari rasa putus asa. Terima kasih sudah mencoba untuk bertahan dan menjalani skenario hidup ini. Kalian merupakan orang yang hebat dan tangguh.

Tentang Penulis Henny Puspita Sari Gadis penyuka biru laut ini merupakan anggota FLP angkatan ke-VIII

 


Share This :
FLP Medan

Salam kenal, ini adalah website resmi FLP Medan, sebuah organisasi kepenulisan terbesar yang berasaskan keislaman, kepenulisan, dan keorganisasian.

0 comments