RUMAH ADALAH LUKA
terbaringlah
tubuh mungil
asupan
aroma kesedihan mendekat
kemudian
mendekat
mencabik
harap tak kenal usia
senja
parau tak sungguh indah
di
balik tirai-tirai yang amat sadis
terpelihara
jeritan meringis penuh tangis
rumah
adalah luka
saat
ibu pergi, dinding pun menatap sadis
raga
digarap bagai pasir
dihantam
bagai bola, jiwa tak bertepi
DIK, SETELAH KEMARIN
dik,
setelah kemarin puisi menjadi kita
dan
nisan abadi dalam dekapan
izinkanlah
kini aku mendekap tanah kenangan
mengurai
janji menjadi kekasih
dik,
setelah kemarin jiwa pergi
ada
luka parau menghilang di bawah jeruji
SETELAH DIA BAGAI BOLA
sudut
rumah kini telah mati
ada
tangisan kecil yang memanggil
tentang
harap dan persakitan
yang
dirakit oleh mereka yang besar
si
kecil meringis menahan tangis
perlahan
tangannya menjadi kecil
suaranya
parau dan lukanya abadi
setelah
kemarin lalu dia bagai bola
digiring
di lapangan dan gawang
Tentang
penulis
Penulis
bergiat di Forum Lingkar Pena Medan dan Rumah Baca Nanggarjati. Bebebapa
karyanya dimuat di media masa dan kumpulan antologi nasional. Untuk
berkomunikasi dapat via instagram ikhsan_rtg
0 comments