Bisa berbagi ilmu
tentu menjadi hal yang menyenangkan plus bermanfaat bagi sekitar kita. karena
tidak semua orang yang berilmu bisa dengan gampang membagikannya, bukan karena
pelit, tetapi tidak memiliki jiwa sebagai pengajar atau kreativitas tanpa batas
dalam menyampaikannya.
Inilah yang saya lihat dari Endang. Ibu satu anak yang
memiliki nama lengkap Rizky Endang Sugiharti ini, sering berbagi ilmu dalam
bidang pelajaran bahasa Inggris di media sosial, dalam bentuk video maupun
foto. Padahal kesibukannya sendiri sudah banyak, selain merawat anak yang masih
berumur setahun lebih, ia juga mengelola sebuah tempat belajar bahasa Inggris
selain juga aktif di perangkat desa sebagai pengawas pelaksanaan Peraturan
Desa.
Wanita yang berdomisili di Tanjung Morawa ini, memang adalah
lulusan Sastra Inggris, ia bahkan sudah
menyelesaikan pendidikan magisternya di Universitas Islam Sumatera Utara.
Selain kesibukannya mengajar, ibu dari Maryam Qurrota Ayun ini juga masih
menulis puisi di blog. Sesekali ia meng-upload kebisaannya membaca puisi di
media sosial. Penggemar berat Taufik Ismail ini memang sejak SMA sudah aktif
dalam dunia kepenulisan, khususnya puisi.
Kecintaan istri dari Sudarno ini pada puisi berawal dari
kesenangannya dalam membaca puisi. Ia senang tampil dalam membacakan puisi di
depan umum. Berawal ketika ia SMP, penyuka jus Alpukat ini sudah aktif di
sanggar sastra sekolahnya. Ia pun sering diutus untuk lomba membaca puisi antar
sekolah, mulai dari lomba puisi kemerdekaan, pendidikan, pahlawan, hari guru,
dll. Saat kuliah, ia pun semakin sering mengikuti lomba baca puisi. Beberapa
diantaranya juga ada lomba membaca puisi Bahasa Inggris, yaitu saat ada lomba
yang diadakan Fakultas Sastra dan Ilmu Budaya di USU.
Berbagai lomba membaca dan menulis puisi juga sudah
ditorehkannya, yaitu Juara Favorit Lomba Baca Puisi Kemerdekaan Tk. SLTP se-Kota
Medan di Museum Negeri Prov. Sumatera Utara (2003), Juara I Lomba Baca Puisi
HUT RI PT. Tiga Serangkai (2004), Juara II Lomba Baca Puisi HUT RI Penerbit
Bumi Aksara (2006), Juara I Lomba Baca Puisi Hari Ibu Unit Kegiatan Dakwah
Mahasiswa (UKDM) UISU (2011), Juara I Lomba Menulis Puisi Hari Ibu UKDM UISU
(2011), Juara III Lomba Menulis Puisi Talkshow Jilbab UKMI Ar-Rahman Unimed
(2011) dan Juara II Lomba Baca Puisi Pembinaan Penulis dan Pembaca Badan
Perpustakaan Arsip dan Dokumentasi Prov. Sumatera Utara (2012).
Beberapa karyanya juga terdapat dalam buku antologi seperti
Antologi Puisi Penyair Sumatera Utara “Menguak Tabir” (Laboratorium Sastra
Medan, 2012) dan Antologi Perempuan dalam Puisi
(KPPI Production, Bandung 2013).
Kini pemilik tempat belajar Darco English ini tetap aktif
menulis puisi di website. Kita bisa mengunjungi websitenya di sajakres.com
Kisah yang berkesan saat putri dari pasangan Suyandi dan Tumiyah Atik ini
membaca puisi yaitu saat puisi dari hasil karyanya sendiri menjadi ekspresi
dari gejolak hati sebagai mahasiswa sekaligus orasi. Kala itu mereka sedang
aksi di depan pintu gerbang kampus menuntut keadilan status legalitas kampus
dan ijazah.
Ia membacakan puisi dengan seluruh jiwa raga, begitu membara
karena suasana siang terik, di tengah jalan dan ada aksi bakar ban. Dihadapan
ratusan mahasiswa dan barisan polisi yang bersiap siaga. Bisa dibayangkan
betapa bergejolaknya masa itu. Ini terjadi pada tahun 2003, saat kampus memang
memiliki konflik besar, hingga berefek pada status ijazah mahasiswa. Endang
yang memang terkenal aktif dalam menyampaikan suara mahasiswa tidak tinggal
diam melihat situasi ini. Ia bersama teman-teman kampusnya melakukan aksi tepat
didepan kampus untuk menyuarakan agar konflik segera diselesaikan.
Dalam menulis puisi, penyuka Sate Padang ini menstimulus
diksinya dengan membaca buku-buku puisi. Setelah membaca buku, lalu timbullah
ide dan diksi dalam menulis. Ia juga senang mendengarkan musik instrumen yang
lembut saat menulis. “Selain memberikan efek tenang, ide bisa mengalir begitu
saja dengan lancar”, ungkap Endang. Endang yang kini menjabat sebagai Ketua
Umum di Forum Lingkar Pena (FLP) Sumut, juga sudah mengenalkan anaknya dengan
literasi sejak dini. Rumahnya yang juga sebagai Rumah Cahaya untuk FLP Sumut
memiliki banyak koleksi, mulai dari buku anak-anak hingga buku dewasa.
Anak-anak sekitar rumah dan yang belajar di tempat kursusnya sering membaca
buku di Rumah Cahaya tersebut. “Inginnya memang lebih digiatkan lagi kegiatan
di Rumah Cahaya yang membuat anak-anak jadi punya semangat literasi, seperti
mendongeng, story telling, dan kegiatan lainnya yang paling tidak menumbuhkan
rasa cinta pada buku,” harapan Endang.
0 comments