TATANAN HIDUP BARU
angka
masih bermain
nyawa
perlahan pergi dan tak pasti kembali
sesekali
ada kenakalan dalam penyelamatan
bisikan
sunyi ketika hidup mulai ambyar
berkunjunglah
ke tanahku, kau akan melihat
tatanan
hidup baru serupa monopoli
ekspetasi
perihal diksi dan metafor kehidupan
jalan-jalan
sembarang tak lagi sunyi
perempatan
nanti dijajakan sebagai pasar
kembali
lampu merah memadamkan mata
membunyikan
klakson
kemudian
permainan usai dalam malam panjang
APAKAH KITA TAKDIR?
titah
Tuhan mempertemukan dua keasingan
keasingan
dalam perjalanan
meretas
etalase waktu, kemudian menjadi kenang
apakah
kita takdir?
pandangan
sebatas angin
kau
memamah di setiap sudut kota
cinta
tak ada, malah ketakutan dalam jiwa
perjalanan
mampu menyeka air mata
namun
hadirmu menjadi fana
jalan-jalan
rumah bahagia, tertutup ketakutan
sementara
angka semakin membunuh pikiran
MENGEJA DOA MENJADI
CINTA
dalam
perjalanan panjang di etalase negeri kenangan
setelah
kemarin lalu rindu menjadi tenang
jarak
pandang di tanah kelahiran
tak
seperti sedia kala
sajadah
yang usang
saksi
kebisuan antara cerita kita
setelah
kemarin lalu, alora!
kau
mecerita dengan puisi-puisi keabadian
titah
hamba pada Tuhan
pemilik
cinta di ujung senja
menjadi
doa penuh cinta
pandangan
gulita
SETELAH KEMARIN LALU
seusai
cuci tangan pandangan tuan gulita
sebab
ada teriakan yang memanas
setelah
kemarin lalu, tak ada puing
bahkan
angin segar yang sebatas pandang
setelah
kemarin lalu, ada kesakitan
matanya
keluar sambil menghembus
tak
ada cita di tanah penggarapan
kasih
di tebang, disematkan kepada mereka
setelah
kemarin lalu, rakyat merangkak
di
tengah pandemi
hujan
emas hanya untuk yang dekat
bukan
mereka, yang merangkak lagi
Tentang Penulis Mhd Ikhsan Ritonga lahir 30 Juli 1998. Beberapa karyanya pernah di muat di media cetak dan media elektronik. Bergiat di Forum Lingkar Pena Medan dan LP2IM Unimed. Buku antologi puisi tunggalnya berjudul Setapak Jalan (guepedia, 2019).
0 comments