BLANTERWISDOM101

Profil Minggu Ini: Roby, ASN Kritis Lewat Tulisan

Sabtu, 29 Agustus 2020

 


Menulis sejatinya tidak hanya untuk mereka yang memang memilih profesi sebagai penulis, tapi bisa dilakoni oleh siapa pun. Asal memang mampu membagi waktu, tidak ada yang tidak mungkin untuk dilakukan. Sejatinya, menulis bagi pegawai negeri ini sebagai media untuk menyampaikan pemikiran-pemikiran kritisnya.

Roby, yang memiliki nama lengkap Anugrah Roby Syahputra, masih tercatat sebagai salah satu pegawai di Direktorat Jendral Bea dan Cukai Kementerian Keuangan. Lelaki kelahiran 13 Maret 1988 ini, memang terkenal kritis menyikapi berbagai isu yang berkembang. Ayah dari 3 anak ini memang sudah aktif menulis sejak di bangku SMA.

Suami dari Endhika Sri Syahfitri ini sejak SMA memang gemar menulis. Ia pernah menjadi wakil Pemimpin Redaktur dari majalah sekolah SMAN 1 Binjai, juga mengelola majalah Ad-Durra Rohis SMAN 1 Binjai. Puncaknya saat akan lulus SMA,  opininya dimuat di Rubrik Taman Remaja Pelajar Harian Analisa. Opini tersebut bahkan berisi tanggapan terhadap opini penulis lain. Bakat kritis memang sudah tampak dari pria kelahiran Binjai ini sejak belia.

Bercerita tentang prestasi, banyak sekali prestasi yang sudah ditorehkan sulung dari pasangan Arwinsyah dan Elys ini. Juara 1 Lomba Menulis Opini Saran untuk presiden  (Inisiator.com, 2020), Juara 1 Lomba Menulis Esai (Koperasi Dekopinda Labuhanbatu, 2020), duet menulis dalam buku motivasi Gue Gak Cupu (2010), buku solo Married Because of Allah (2014), berbagai antologinya yaitu Dilema Jemari  (Duta Damai Sumut, 2020), Yang Mengeram dari Yang Terpendam (Komunitas Sastra Masyarakat Binjai, 2019), Sajadah (HSBI Medan, 2019), Kado Aksara untuk Bea Cukai (CLIF, 2018), Seratus Puisi Qurani  (Parmusi, 2017), Antologi Puisi Festival Majapahit Triwulan  (Dewan Kesenian Mojokerto, 2011), Antologi Penyair Nusantara Musibah Gempa Padang (Al-Ghazali Kuala Lumpur, 2010) dan berbagai prestasi menulis lainnya. Tulisannya juga pernah dimuat di media nasional dan lokal yaitu Sabili, Tarbawi, Hidayatullah, Amanah, Analisa, Waspada, Serambi Indonesia, Harian Aceh serta situs islamedia.com, eramuslim.com, hidayatullah.com. tarbawia.com, acehinstitute.org dan fimadani.com dan berbagai media lainnya.

Lalu apa target menulis yang ingin dicapai penggemar Buya Hamka ini? “Ingin membuat buku namun banyak draft yang belum tuntas, padahal sudah lama dikonsep. Ini cambuk bagi saya sendiri sebenarnya. Beragam kesibukan kantor dan amanah organisasi terkadang membuat lupa untuk menyelesaikan target dalam menyelesaikan buku,” papar pria berdarah Melayu ini.

Saat mengalami bad mood atau buntu dalam menulis, Roby pun menyiasatinya dengan dengan memberi waktu jeda sejenak. Misal melakukan hal-hal yang menyenangkan seperti jalan-jalan sore keliling kampung, jajan, dengar musik atau main sama anak. Dengan begitu  tulisan tersebut bisa diendapkan sementara dan pikiran juga lebih fresh sebelum kembali menyelesaikan tulisan yang tertunda.

Kecintaannya menulis, juga ingin diwariskan kepada anak-anaknya dengan mengenalkan buku pada mereka, hingga membatasi mereka menonton atau menggunakan gadget. “Kami tidak pernah menyalakan TV di rumah, meski ada TV di rumah. Gadget juga dibatasi kecuali untuk membantu proses belajar anak selama daring. Kami juga menyiapkan anggaran untuk belanja buku anak. Alhamdulillah, sekarang Fatih dan Shafiyya senang membaca. Bahkan si bungsu Maryam juga antusias dengan buku.  

Si sulung Fatih bisa membaca kritis, ia langsung menanyakan berbagai hal jika mendapatkan informasi yang berbeda tentang satu hal dari dua buku yang berbeda. Mana yang betul Yah? Kok bisa lain,” ungkap Roby senang melihat antusias membaca anaknya yang cukup tinggi. Budaya membaca memang harus ditanamkan sejak dini, orang tua pun harus mendukung budaya tersebut dengan menyediakan buku untuk anak dan telaten menghadapi rasa keingintahuan anak tentang berbagai hal. Mengurangi bahkan membatasi intensitas anak dalam memakai gadget juga penting, agar anak tidak mengalami ketergantungan pada gadget atau terkontaminasi dampak buruk  internet.


Share This :
FLP Medan

Salam kenal, ini adalah website resmi FLP Medan, sebuah organisasi kepenulisan terbesar yang berasaskan keislaman, kepenulisan, dan keorganisasian.

0 comments