BLANTERWISDOM101

OPINI : Momentum Hijriah Menuju ke Pribadi Sejatinya Muslim

Sabtu, 22 Agustus 2020
     
Penulis : Fuji Astuty

Setiap orang memiliki banyak keinginan ataupun impian. Saat pergantian tahun Masehi, kita sibuk melakukan banyak rencana-rencana apa yang akan kita lakukan selanjutnya. Namun, Ketika kita memasuki tahun baru Islam, sebagai umat Islam apa yang akan kita lakukan? Momentum apa yang akan kita perbuat? 
Tahun baru hijriah dirayakan pada tanggal 1 Muharram yang jatuh pada 20 Agustus 2020 Masehi, hari yang sangat penting bagi umat Islam. Menurut KBBI bahwa tahun hijriah merupakan tahun (kalender) yang perhitungannya dimulai sejak Nabi Muhammad hijrah dari kota Mekah ke kota Madinah pada 622 M. Penetapan kalender hijriah ini merupakan usulan dari Ali bin Abi Thalib ketika Gubernur Irak Abu Musa al-Asy’ari mengalami kesulitan dalam mengarsip surat yang ditulis namun tanpa ada tanda tahunnya. Karena kesulitan tersebut maka Umar bin Khattab mengumpulkan orang-orang terkemuka maupun pakar untuk bermusyawarah dalam penetapan kalender yang akan digunakan dalam Islam. Dalam penanggalan hijriah mengacu pada peredaran bulan mengitari bumi sementara penanggalan masehi mengacu kepada peredaran bumi mengitari matahari. 
Kalender hijriah umat muslim dimulai di bulan Muharram. Bulan Muharram adalah salah satu dari empat bulan yang paling diistimewakan oleh Allah. Allah telah berfirman dalam Quran Surat At Taubah : 36, “Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi diantaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus.”
Empat bulan haram itu adalah bulan Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram dan Rajab. Hal ini sebagaimana disabdakan Nabi Muhammad saw, “Setahun berputar sebagaimana keadaannya sejak Allah menciptakan langit oleh bumi. Satu tahun itu ada dua belas bulan. Di antaranya ada empat bulan haram (suci). Tiga bulannya berturut-turut yaitu Dzulqa’dah, Dzulhijjah dan Muharram. (Satu bulan lagi adalah) Rajab Mudhor yang terletak antara Jumadil (akhir) dan Sya’ban.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Disebut bulan haram, karena bulan ini dimuliakan oleh masyarakat Arab sejak zaman jahiliyah sampai zaman Islam. Dan pada bulan-bulan haram ini tidak diperbolehkan ada peperangan. Selain itu bulan Muharram memiliki kedudukan istimewa lain dalam islam yaitu bulan yang disebut sebagai syahrullah (bulan Allah). Di dalam bulan Muharram terdapat amalan sunah yang sangat dianjurkan untuk melakukannya, diantaranya puasa ‘Asyura. Rasulullah saw bersabda, “ Puasa ‘Asyura aku memohon kepada Allah agar dapat menghapus dosa setahun yang lalu.” (HR. Muslim)
Selain itu melakukan amalan-amalan lain seperti muhasabah diri, sebagaimana Allah berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al – Hasyr : 18) 
Meskipun di tengah wabah pandemi ini, tahun baru Hijriah tetap dirayakan dengan penuh suka cita. Namun, berbeda dari biasanya. Ucapan selamat bertebaran di media sosial dengan berbagai ragam bentuk mulai dari desain, syair bahkan video, film dokumenter, drama dan sebagainya. Sementara, untuk kegiatan perayaan tahun baru hijriah dalam keramaian, masyarakat muslim tetap mengikuti protokol kesehatan. Kita tahu bahwa wabah ini belum landai, karena itu umat muslim menyambutnya dengan memanfaatkan teknologi yakni sosial media daripada perayaan di keramaian.
Momentum hijriah tidak hanya berupa ucapan saja melainkan sebagai resolusi bagi umat muslim dalam perbaikan diri. Dengan demikian di bulan Muharram, kita sebagai umat muslim alangkah baiknya bisa memanfaatkan bulan Muharram ini dengan melaksanakan ibadah-ibadah yang lebih dari biasanya. Bahkan Allah pun berfirman bulan Muharram ini sebagai bulan istimewa juga ada banyak ibadah-ibadah yang mesti dikerjakan bagi umat muslim. Karena itu bila diabaikan itu akan merugikan bagi kita. 
Perbaikan-perbaikan diri, itu akan membantu kita menjadi seorang umat Islam yang kaffah. Dan kita juga akan melakukan hijrah dari perbuatan buruk beralih kepada perbuatan baik yang lebih diridhoi Allah. Jadi, memperingati tahun baru hijrah tidak hanya mengingat sejarah hijrah Rasulullah saw melainkan bagaimana kita dihadapan Allah, baik sikap, perkataan maupun perbuatan kita pada Allah dan juga sesama manusia. 
Apalagi sekarang ini kita dihadapkan sebuah wabah covid-19, banyak kegiatan mengalami keterpurukan mulai dari segi ekonomi, Kesehatan bahkan di negara-negara manapun terjadi resesi ekonomi. Kita sebagai umat Islam, harus bisa memaknai tahun baru hijriah ini sebagai awal dari sebuah kebangkitan. Baik dalam kehidupan pribadi yang mengacu pada kehidupan orang banyak. Hal ini menunjukkan kita sebagai seorang muslim yang mengikuti Al Quran maupu  sunah Rasul.
Maka, kita tidak hanya memperingati tahun baru hijriah dalam bentuk mengingat hijrah Nabi Muhammad saw melainkan makna yang terkandung di dalam hijrah itu yang harus kita teladani, serta perjuangan-perjuangan Nabi Muhammad dan sahabat-sahabatnya yang perlu kita contoh. Dengan demikian, kita sebagai umat muslim tidak menjadi pribadi yang lemah melainkan pribadi yang tangguh, cerdas, kreatif, beriman dan bertakwa.

*Penulis adalah seorang Blogger dan Angkatan V di FLP Medan, penyuka warna biru.
Share This :
FLP Medan

Salam kenal, ini adalah website resmi FLP Medan, sebuah organisasi kepenulisan terbesar yang berasaskan keislaman, kepenulisan, dan keorganisasian.

0 comments