Dia berdiri tegap di depan kelas,
mengisi pagi dengan ragam khas intonasi bicara. Bohong jika dibilang tak ada
yang terpukau akan gesturnya. Lain halnya dengan dia, pemilik tangan yang lihai
menari di atas keyboard, hingga
menciptakan tulisan inspiratif bagi dunia. Sebuah pertanyaan pun muncul, “Mengapa
aku tidak bisa seperti dia?”. Tidak panjang, hanya enam kata penyiksa batin. Jangan
bohong, kita pasti pernah bertemu dengan pertanyaan tersebut, minimal sekali
dalam hidup. Oke, apabila kita berpikir rasional, wajar rasanya kita minder
dengan keunggulan orang lain. Baik, sekarang bayangkan saja, kita sekelas
dengan dia yang cakap presentasi publik dan tukang hipnotis melalui berbagai
tulisannya. Normalkah kita merasa rendah diri? Sangat normal. Bahkan, ketika
kebahagiaan kita berakar dari kesalahan yang mereka lakukan, itu tidak
mengindikasikan seorang psikopat sekalipun.
Meskipun rasa iri itu normal bagi
manusia, akan tetapi rasa iri yang berlebihan akan memicu dendam berujung
kekerasan fisik maupun non fisik kepada korban, seperti teror, perundungan (bullying), dan perkelahian. Maka, perlu
penanganan yang tepat agar rasa iri dapat tersalurkan secara positif. Memangnya
bisa? Insya Allah dengan merenungi tiga hal berikut, kita dapat terlepas dari
belunggu rasa iri kepada orang lain!
1.
You are Unique
Ketika kita melihat
prestasi atau keunggulan orang lain, apakah kita terpikir dan berusaha
menirunya secara blak-blakan? Teman – teman, ada satu konsep yang harus kita
pahami bersama dalam hidup ini. Konsep tersebut yaitu kita harus sadar diri
bahwa setiap orang itu unik. Saya tidak sama denganmu, begitu pula kamu tidak
sama dengan saya. Kamu tidak akan pernah menjadi seperti saya, begitu pula saya
tidak akan pernah menjadi seperti kamu. Apa maksudnya? Sederhananya, Tuhan
tidak mungkin menciptakan “produk gagal”. Bukankah manusia merupakan makhluk
sempurna dengan bentuk yang sebaik – baiknya?
Maka, berawal dari
konsep tersebut, hal yang harus kita lakukan adalah sadar akan keunikan yang
dimiliki. Jadi, tahap pertama agar kamu tidak iri lagi dengan orang lain yakni
kamu harus yakin dan percaya bahwa kamu itu unik, kamu tidak sama dengan
mereka, kamu akan berdiri sendiri dengan keunikan yang kamu miliki.
2.
You Have Your
Own Power
Pada poin pertama, kita
selalu menyinggung mengenai keunikan diri. Memangnya apa itu? Sederhananya
begini, setiap karakter di gim pasti memiliki keunikannya masing – masing.
Contohnya saja pada gim Naruto Ultimate Ninja Storm. Karakter Naruto memiliki
elemen angin dan Sasuke memiliki elemen petir. Kalau kita ikuti ceritanya,
Naruto pernah iri dengan Sasuke, bukan? Nah, pastinya juga kita sudah paham
bagaimana Naruto mengatasi rasa iri tersebut. Yap, Naruto berlatih dengan
kekuatan yang dimilikinya sehingga memiliki keunikan tersendiri. Jangan lupa
juga dengan Khalifah Abu Bakar dengan Khalifah Umar bin Khattab yang memiliki
gaya kepemimpinan berbeda. Abu Bakar terkenal dengan kelembutannya dan Umar
terkenal dengan ketegasannya. Hasilnya, mereka sukses memimpin dengan style masing – masing.
Jadi, berdasarkan
analogi tersebut, poin utama yang ingin kita pahami bersama yaitu setiap
manusia pasti memiliki potensi masing – masing sebagai keunikan dalam dirinya.
Mustahil Naruto memiliki kekuatan seperti Sasuke, karena pengarang Naruto sudah
menganugerahinya dengan elemen angin. Tidak mungkin juga seorang Umar bersikap
seperti Abu Bakar. Begitu pula dengan manusia. Kita percaya bukan bahwa Allah
itu Maha Adil? Allah tidak mungkin bercanda dalam menciptakan makhluk yang
tidak memiliki satupun keunggulan darinya. Maka, kita harus percaya, Allah pasti
sudah menanamkan sebuah power dalam
diri setiap manusia.
Kemudian, apa tugas
kita sekarang? Tugas kita sekarang adalah mengeksplorasi potensi yang kita
miliki. Bagaimana caranya? Secara garis besar, Tiffany dalam laman Dosen
Psikologi menjabarkan beberapa trik mengenali potensi diri yang penulis
jabarkan dalam bentuk pertanyaan, yaitu: (1) Apa aktivitas yang kita nikmati
dalam mengisi waktu luang?, (2) Apa aktivitas yang kita rela melakukannya
meskipun tidak dibayar?, (3) Apa topik yang sering kita bicarakan kepada orang
lain dan kita semangat dalam menyampaikannya? Setelah menjawab ketiga
pertanyaan tersebut, semoga kita dapat mengenali apa yang menjadi keunggulan
diri. Perlu diingat, tidak apa menjadi berbeda yang penting bermanfaat.
3.
They are Your
Motivation
Setelah kita paham
dengan keunggulan diri, maka langkah berikutnya yaitu jadikan orang yang kita
irikan sebagai motivasi untuk berkembang. Iya, penulis tidak salah ketik. Jujur
saja, pasti sebal rasanya kita seolah belajar dari mereka. Tetapi, ada poin
utama yang harus diingat. Jadikan mereka sebagai motivasi, jangan sampai kamu
menjadi cetakan kedua dari mereka. Contohnya, kalau dia lihai dalam menulis
puisi, bukan berarti kamu juga harus bisa menulis dengan gaya bahasa miliknya.
Ingat Amati, Tiru, Modifikasi (ATM). ATM ini sangat berguna agar keunggulanmu
memiliki ciri khas tersendiri. Setiap kamu ingin menyerah, tanamkan dalam
pikiranmu bahwa kamu juga bisa seperti mereka. Kamu juga bisa menjadi pembicara
handal. Kamu juga bisa menjadi seorang penulis penggugah hati. Sekali lagi,
kamu bisa menjadi mereka dengan gayamu sendiri.
Setelah
memahami ketiga hal tersebut, semoga kita bisa mencintai diri kita sendiri. Semoga
dengan sadar keunikan diri, kembangkan potensi, dan strategi ATM dapat
menjadikan diri kita spesial di antara yang lain. Tak perlu lagi terselip luka
batin dalam lubuk hati. Lakukan yang terbaik dengan gayamu sendiri, karena setiap
manusia termasuk kamu, itu istimewa.
Sumber Referensi
1. Faturochman. 2006. Iri dalam Relasi Sosial. Jurnal Psikologi, 33(1), 1-16.
2. Tuasikal, Muhammad Abduh. 2010. Mengapa Hati Ini Masih Merasa Iri?. https://rumaysho.com/1021-mengapa-hati-ini-masih-merasa-iri.html (diakes pada 25 Agustus 2020)
3. Tiffany. 2017. 15 Cara Mengetahui Bakat Diri Sendiri. https://dosenpsikologi.com/cara-mengetahui-bakat-diri-sendiri (diakses pada 25 Agustus 2020)
4.
Joseph, Novita.
2020. Senang Melihat Orang Lain Menderita? Ini Alasannya. https://hellosehat.com/hidup-sehat/psikologi/senang-melihat-orang-susah/#gref (diakses pada 25 Agustus 2020)
TENTANG PENULIS
Nama saya Aryadimas Suprayitno, seorang mahasiswa
Universitas Sumatera Utara Program Studi Ekonomi Pembangunan. Pemuda yang
memiliki hobi seperti anak TK, yaitu membaca dan menulis. Anak pertama dari dua
bersaudara ini dapat dihubungi melalui Instagram @mas.aryaak, Gmail aryaardi135@gmail.com, serta kontak WhatsApp 0857-6270-5278.
0 comments