BLANTERWISDOM101

Resensi: Menghadapi Quarter Life Crisis dengan Ketangguhan

Sabtu, 25 Juli 2020
Buku Menjadi Pribadi Tangguh

Judul buku      : Menjadi Pribadi Tangguh

Penulis : Agusman 17An

ISBN               : 978-623-7046-05-9

Penerbit           : Checklist

Tahun terbit     : 2019

Cetakan           : Pertama

Tebal/ukuran   : x+230 halaman; 14X20,5 cm

 

Kehidupan era milenial sekarang ini membuat banyak orang terkadang kesulitan dalam mencapai sebuah kesuksesan, apalagi bersaing dengan para pejuang lainnya. Terlebih lagi jika tidak dibarengi dengan mentalitas yang kuat dalam menapaki kehidupan. Kualitas diri terancam menurun dan kehilangan motivasi dalam menapaki kehidupan.

Terkadang keluhan selalu menjadi topik terkini, tentang cita-cita yang belum kesampaian, rasa sakit yang tidak kunjung sembuh, kemelaratan yang belum usai, bahkan jodoh yang belum datang. Jika dipikirkan terus-menerus, ini akan menimbulkan frustasi dalam diri. Ujung-ujungnya malah membuat diri dilingkupi rasa sakit.

Penulis Agusman 17An yang dibaca dengan sebutan Agusman Satu Tujuan ini memberikan sebuah tips untuk kita agar tidak suka mengeluh dan membuat pembacanya termotivasi dengan dosis tinggi. Cocok sebagai pengobat hati yang tengah sembilu menghadapi berbagai tekanan dalam hidup. Apalagi disuguhkan dengan motivasi islami yang menyentuh hati dan dapat menjadi panutan. Tertulis secara lengkap berdasarkan sumber ayat Al-qur’an yang terpercaya.

Buku perdana yang ia tulis  berjumlah 27 bab ini selalu memberikan petuah sarat makna di setiap akhir bab pembahasan. Ada juga beberapa cerita sederhana yang dapat ditemukan dalam kehidupan sehari-hari sebagai bahan perenungan dan mengambil hikmah pelajaran, sehingga pesan yang tersampaikan dapat mengalir secara tersirat.

Pada permulaan bab, penulis menyuguhkan topik doa yang menjadi harapan setiap kali memulai. Doa yang menjadi senjatanya orang mukmin dan memberikan kepercayaan bahwa ucapan dari dalam hati pasti akan terwujud. Seperti yang tertuang pada halaman 8, “Jangan pernah berhenti berdoa dan berusaha, dan jangan pernah menyerah walau dalam keadaan terpuruk sekalipun, karena kita memiliki senjata terdasyat bersama doa.”

Pada setiap permulaaan awal bab juga diselipkan kata-kata mutiara yang bisa dijadikan sebagai kutipan dalam status media sosial. Kebanyakan ditulis dengan kata-kata dari penulisnya sendiri, tentang sudut pandangnya pada kehidupan dan pengalaman.

Belajar ketangguhan dengan cara yang beragam merupakan paket komplit sebagai referensi kehidupan. Mulai dari senantiasa berdoa, giat berusaha, meyakini bahwa semua permasalahan bisa diatasi, tidak mengeluh, hingga menuntaskan segala pemasalahan, juga dituangkan dalam bab yang saling berkesinambungan satu sama lain.

Meskipun berkesinambungan satu sama lain, bukan berarti buku ini akan kehilangan eksistensinya ketika dibaca secara acak. Misalnya, jika ingin langsung meloncat ke bab sepuluh, pembaca bisa bebas memilih tulisan yang ingin dibaca dulu dengan melihat daftar isi. Tergantung, sesuai selera. Misalnya lagi butuh penguatan karena sedang kecewa, pembaca bisa langsung membaca bab kesebelas yang bertema “Agar Tak Mudah Kecewa Ketika Hasil Tak Sesuai Keinginan”.

Meskipun ada kata yang kurang seperti penulisan fakor yang merujuk pada makna faktor pada halaman 92, hal itu tidak menghilangkan makna yang sesungguhnya dari maksud sang penulis. Masih bisa dapat dipahami dan pesan yang tersampaikan juga jelas.

Sampul buku yang berwarna kuning dan tulisan timbul mengkilat menjadikan buku ini terkesan elegan dan sangat menarik untuk dibaca, sehingga menunjukkan rasa optimis dan ceria ketika melihatnya. Pada bagian akhir setelah profil penulis, ada ruang kosong berupa catatan yang bisa digunakan untuk mencatat hal-hal yang perlu.

Buku ini cocok dibaca oleh siapa saja yang membutuhkan motivasi dengan dosis tinggi. Terlebih lagi pada orang-orang yang mengalami quarter life crisis, di mana rentang usia 20-30 mengalami kecemasan terhadap masa depan, mereka bisa menemukan kata-kata penguatan untuk menghadapi setiap permasalahan dengan cara tangguh dan menemukan jati diri.

“Mengeluh tidak akan mengubah apa-apa. Hanya mereka yang tangguh yang dapat mengubah masalah menjadi anugerah.” (Sampul Buku)

 Tentang Peresensi: Henny Puspita Sari merupakan anggota FLP angkatan ke-VIII.

 

Share This :
FLP Medan

Salam kenal, ini adalah website resmi FLP Medan, sebuah organisasi kepenulisan terbesar yang berasaskan keislaman, kepenulisan, dan keorganisasian.

0 comments