Setiap orang punya cara
tersendiri dalam mengekspresikan diri. Ada yang nyaman lewat lagu, ada juga
dengan gambar atau lukisan, ada juga dengan mengutarakan isi hatinya lewat pena
atau juga berpuisi. Sosok kali ini juga sangat ekspresif dalam mengutarakan isi
hati atau pendapatnya. Ia akrab dengan dunia panggung dan per-puisi-an.
Fitrah Nuraidillah Nasution.
Gadis bertubuh imut ini memang dikenal vokal. Senang menulis cerpen, mencipta
dan membaca puisi. Sesekali mengekspresikan diri lewat drama, visualisasi puisi
dan ia juga pandai berdongeng.
Gadis kelahiran Tualang Biru ini
memang sudah akrab dengan dunia sastra sejak SD. Disaat anak lain senang
bermain masak-masakan atau boneka, gadis berdarah Mandailing ini suka mencoret-coret
diary milik ibunya hingga ikut olympiade sastra. “Sampai sekarang masih ada tulisannya,
haha,” kenang gadis penggemar Chairil
Anwar ini.
Melihat bakat terpendam anaknya,
saat itu ibu Fitrah pun mengajarinya membaca dan menulis puisi, itu sejak SD
lho, kebetulan sang ibu saat itu adalah guru Bahasa Indonesia. Jadi mungkin
buah tak jauh dari pohonnya. Tidak
sampai disitu, bakat sulung dari tiga bersaudara ini makin bersinar saat ia duduk di bangku SMP.
Kala itu ia sering ikut lomba menulis dan membaca puisi, hingga puisi
pertamanya terbit di koran Asahan ketika ia SMP. Melihat bakat
Fitrah dan minat kawan-kawan lainnya dalam dunia sastra, kepala sekolah
kala itu menggagas sebuah divisi di OSIS khusus untuk mereka yaitu Divisi
Sastra. Bahkan pada masa itu telah terbit majalah sekolah pada masa
kepengurusan OSIS.
Ketertarikan Fitrah pada dunia
sastra, bukan tanpa alasan. “Sastra seperti sebuah magnet. Tidak ada alasan
yang pas untuk mendiskripsikannya, mengalir begitu saja, rasanya tumbuh di dalam
hati, “ jelas wanita berkaca mata yang sudah pernah menulis di beberapa
antologi puisi, cerpen dan nonfiksi ini. Tak hanya itu, semasa kuliah ia aktif
menulis cerpen di media massa lokal dan di Kompasiana, serta aktif mengelola majalah dakwah kampus - Majalah
Asy-syifa'.
Selain membaca puisi dan bermain
drama, mahasiswi jebolan Pendidikan Sastra dan Bahasa Indonesia Unimed ini juga
sangat menyenangi dunia pendidikan. Apalagi pendidikan anak-anak. Terbukti,
sudah 5 tahun ia memimpin sebuah sekolah alam tingkat TK dan SD di Sumut. Ia
kini aktif dalam mengelola salah satu Madrasah dan pondok Pesantren di Riau.
Merupakan salah satu relawan dari Kampung Dongeng (Kado Lubuk Pakam), Relawan
Mualaf center sumut, anggota di Forum Study Mahasiswa Asahan, pengurus Klinik
Nikah Medan, Pengurus Forum Lingkar Pena Wilayah Medan dan Pemred dari Ruang
Karya. Terbukti memang keaktifannya di banyak organisasi dan dunia pendidikan,
menjadikan ia cukup cakap dalam berkomunikasi dan melatih. Ia pun kini sedang
berupaya menempah diri untuk capable menjadi seorang motivator, trainer atau konselor.
Mengingat memang telah banyak pelatihan trainer yang diikutinya juga berbagai
training yang mengundangnya sebagai pembicara.
Bagi gadis penyuka travelling
ini, sastra dan drama seperti sisi hidup yang sangat dinikmatinya. Menulis
seperti menggambarkan pandangan dan pemahaman lewat kata-kata. Ketimbang
hanya diucapkan begitu saja, dan belum tentu mampu didengar semua orang. Begitu
juga dengan drama, “panggung seperti taman bermain. Ketika di atas panggung
betah dan enjoy. Selalu ada rasa rindu untuk kembali ke sana,” ungkap
gadis yang pernah menulis naskah drama pementasan lokal dan nasional.
Emang keren si kakak ini 😍
BalasHapusSo true! That's all the reason we adore you, ummi Fitrah. 😍
BalasHapusTetap semangat berkarya, ummi. Semoga kelak kita bisa bersinergi bersama lagi. 🤗
Masya Allah. .the best lah memang si kawan satu ini. Proud of you sista
BalasHapusMasya Allah
BalasHapusPrestasinya luar biasa
Semoga makin berkah ilmunya