BLANTERWISDOM101

Opini: Rekam Jejak Kehidupan Manusia

Sabtu, 04 Juli 2020
Ilustrasi

Setiap orang pasti memiliki perjalanan hidup. Baik itu dari perjalanan yang menyenangkan maupun tidak. Tidak jarang beberapa orang mengabadikan rekam jejak perjalanannya pada sebuah foto sebagai kenang-kenangan yang bisa diingat lagi di masa depan. 

Perjalanan bukanlah hanya melakukan serangkaian bepergian ke tempat yang paling indah, menakjubkan, dan membuat hati bahagia. Tetapi perjalanan yang sesungguhnya adalah perjalanan hidup ini. Ketika melalui serangkaian jatuh bangun, proses yang unik, dan setiap sendi kehidupan. Mulai dari hal yang menyedihkan, membahagiakan, bahkan menyebalkan sekalipun. 

Kegiatan menulis diary pada masa kecil agaknya bisa menjadikan kegiatan menulis yang berkesinambungan ketika dewasa. Meskipun jarang ada orang yang tetap bertahan pada kebiasaan menulis buku harian. Kini semuanya beralih ke sosial media. Mulai dari Facebook, Instagram, Twitter, hingga status WhatsApp. Beberapa dari mereka ada yang merasa senang ketika sudah mengunggahnya. Selebihnya merasa enggan dan tidak perlu diumbar. 

 Setiap manusia memiliki rekam jejak tersendiri. Bahkan para malaikat pun memiliki catatan yang begitu detail perkara kejadian yang bersinggungan dengan kebaikan dan keburukan. Semuanya akan diputar kembali ketika di pengadilan akhir nanti. “(Ingatlah) ketika dua malaikat mencatat (perbuatannya), yang satu duduk di sebelah kanan dan yang lain di sebelah kiri. Tidak ada suatu kata yang diucapkannya melainkan ada di sisinya malaikat pengawas yang selalu siap (mencatat).” [Qaf/50:17-18] Tanpa kita sadari rekam jejak kehidupan sudah dicatat tanpa melupakannya. Para malaikat tidak perlu meminta izin dan hanya diam saja mencatat segala rekam jejak. 

Jejak perjalanan ini, memiliki bagian terunik masing-masing. Ada yang bernaung dalam kebahagian, kesengsaraan, dan kedataran dalam hidup. Ada pula yang suka menuliskan rekam jejaknya di buku harian. Baik itu di sebuah kertas maupun di dokumen pribadi. Meskipun tak jarang ada orang yang membuat rekam jejaknya di media sosial. Ketika rekam jejak itu dituliskan secara pribadi dan disimpan di tempat yang aman. Misalnya di laptop, buku harian, atau catatan gawai. Segala bentuk kebaikan, keburukan, keseruan, dan segala nuansanya akan menjadi konsumsi pribadi. Orang lain tidak akan tahu kecuali dirinya, para malaikat, dan Sang Pencipta. Ketika rekam jejak itu dituliskan di media sosial dan membagikannya ke beranda. 

Rekam jejak tersebut akan dibaca oleh orang lain. Segala baik-buruknya seseorang akan terlihat di beranda sosial medianya. Meskipun ada juga yang memanipulasi kebahagiaan dan buah pemikirannya demi pencitraan. Rekam jejak digital, hal ini yang terkadang menjadi sebuah kekhawatiran tersendiri apabila tidak digunakan secara bijak. Jejak perjalanan hidup terkadang menjadi sebuah pelajaran berharga bagi dalam pemerannya. Dewasa ini, tidak asing lagi dengan sebuah peribahasa, “Pengalaman adalah guru yang terbaik.” 

Bagaimana seseorang ditempa kepribadiannya melalui serangkain proses jatuh bangun, hal-hal yang tidak terduga, dan membuat diri menyadari sesuatu ketika melaluinya. Jika di sekolah belajar dulu baru ujian. Maka di kehidupan sebenarnya ujian dulu kita akan belajar tentang arti sebuah perjalanan hidup. Ada beberapa manfaat yang bisa diambil dari kegiatan menuliskan jejak kehidupan. 

1. Mengingat kenangan lama 
Meskipun kenangan dalam foto selalu dijadikan sebagai ajang mengabadikan momentum. Cara mengingat rangkaian kejadian ini bisa melalui tulisan. Tulisan yang mengandung luahan perasaan yang tidak mungkin tergambar hanya melalui sebuah potret. Apalagi jika orang tersebut memang gemar mengingat segala sesuatu dengan tulisan. 

2. Mengambil sebuah hikmah 
Selalu ada pesan tersisip dari sebuah perjalanan kehidupan. Entah itu merupakan sebuah hikmah yang akan menjadi pelajaran bagi orang yang terlibat. Rekam jejak kejadian yang menimpa. Termasuk orang yang suka berkelana dan semakin pula bertambah rasa syukur atas kesempurnaan dalam penciptaan-Nya. Bahkan setiap yang hadir di dunia ini pasti ada alasannya. 

3. Menjadi travel blogger 
Travel blogger merupakan sebuah pekerjaan bagi orang-orang yang suka berkelana dan membagikan pengalamannya dengan cara menulis. Cerita perjalanan ini bisa menjadi sarana pertimbangan bagi orang yang akan berpergian ke daerah serupa. Mulai dari estimasi biaya, tempat wisata yang bisa dikunjungi, hingga mempersiapkan sesuatu yang tidak terduga. 

4. Menjadikannya Buku 
Rekam jejak kehidupan yang telah dialami bisa menjadi sebuah buku ketika dijadikan satu. Apalagi orang tersebut merupakan bagian dari yang terpenting dalam masyarakat. Baik itu pencitraan dirinya maupun peran dalam masyarakat. Tentunya bisa menjadi manfaat bagi orang yang membutuhkan motivasi. Rekam jejak yang paling terpopuler adalah Presiden RI ketiga, B.J. Habibie. Seakan membuat orang lain termotivasi untuk menggapai mimpi. Begitupula romansa bersama istrinya. 

 Rekam jejak kehidupan merupakan arsip tersendiri dalam setiap perjalanan. Baik itu lika-likunya dan sebuah pelajaran yang bisa diambil sebagai bekal di masa depan. Kemarin merupakan masa lalu yang melalui serangkain kejadian. Hari ini merupakan kenyatan yang harus dihadapi berusaha tidak melakukan kesalahan berulang. Besok merupakan harapan yang menjelma menjadi sebuah impian dari proses saat ini. Serangkaian kejadian adalah hal yang tidak terpisahkan, baik itu masa lalu, hari ini, dan esok hari. Tetaplah berproses dan bertumbuh menjadi lebih baik lagi. 


Tentang Penulis Henny Puspita Sari Gadis penyuka biru laut ini merupakan anggota FLP angkatan ke-VIII
Share This :
FLP Medan

Salam kenal, ini adalah website resmi FLP Medan, sebuah organisasi kepenulisan terbesar yang berasaskan keislaman, kepenulisan, dan keorganisasian.

0 comments