BLANTERWISDOM101

Opini: Kehidupan di Masa New Normal

Sabtu, 11 Juli 2020
Ilustrasi

Oleh:Fuji Astuty

Pemerintah telah memutuskan untuk menjalankan kebijakan new normal, walaupun wabah covid-19 ini belum menunjukkan adanya tanda-tanda akan berakhir. Bahkan World Health Organization (WHO) pun menilai bahwa virus yang menyerang saluran pernapasan itu tidak akan segera menghilang tetap ada di tengah masyarakat.

Sehingga Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan lockdown bukan merupakan opsi terbaik untuk menjaga pertumbuhan ekonomi nasional di tengah kondisi sulit akibat covid-19. Hal ini dikarenakan pertumbuhan ekonomi membuat semua warga menjadi khawatir akan kebutuhan hidupnya, karena tidak sedikit dari masyarakat Indonesia yang di-PHK maupun dirumahkan.

Pemerintah tidak bisa terus menerus memberlakukan PSBB. Oleh karena itu, pemerintah merancang skema new normal dan menerapkan ke daerah yang sudah siap untuk melaksanakan kehidupan new normal. Namun, kegiatan new normal ini menimbulkan pro dan kontra. Karena kegiatan ini dilakukan secara terburu-buru.

Melihat laju pertumbuhan ekonomi mengalami penurunan menurut data di BPS (Badan Pusat Statistik) di triwulan IV tahun 2019 berkisar 5,02 %  sedangkan di triwulan I tahun 2020 menurun menjadi 2,97 %. Dengan demikian pemerintah melakukan pemulihan ekonomi sembari tetap melakukan penanganan kesehatan. Bila dibiarkan ini berlarut-larut, maka akan menimbulkan dampak buruk di dalam negara Indonesia itu sendiri.

Dalam pelaksanaan new normal, kira perlu memahami new normal itu sendiri. New normal bukanlah kehidupan yang normal seperti sebelum pandemi covid-19. Justru new normal merupakan suatu  tatanan kehidupan yang berbeda dengan sebelumnya seperti memakai masker, rajin cuci tangan, menjaga jarak, dan menghindari dari kerumunan.

Pemerintah berharap new normal yang dilakukan ini dapat menyelamatkan perekonomian negara, dan mengurangi risiko PHK karyawan. Selain itu penerapan new normal ini diharapkan dapat menyokong pertumbuhan ekonomi tersebut dengan beroperasinya sektor industri.

Namun, dilihat dari perkembangan virus covid-19 sejak diberlakukan new normal maka angka pertambahan pasien mengalami peningkatan. Menurut Achmad Yurianto berdasarkan data pemerintah hingga Jumat, 10 Juli 2020 pukul 12.00 wib, diketahui ada 1.611 kasus baru covid-19 dalam 24 jam terakhir. (Kompas.com)

Sehingga Indonesia seperti makan buah simalakama. Di satu sisi Indonesia berusaha untuk meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi supaya perekonomian tidak terpuruk, dan di sisi lain pasien pun mengalami peningkatan.

Selain itu, sejak pemberlakuan new normal, sangat disayangkan banyak masyarakat yang tidak mematuhi protokol kesehatan. Hal ini juga yang menjadi pengaruh peningkatan angka pertambahan virus covid-19. Alangkah baiknya, kita saling bekerja sama mematuhi protokol kesehatan dan tetap melakukan kegiatan yang tidak merugikan diri kita.

Kita berharap pelaksanaan new normal dapat memperbaiki perekonomian Indonesia dengan menghidupkan UMKM, sehingga ekonomi tidak mengalami kelesuan. Selain itu, penanganan terhadap pasien yang terkena virus covid-19 ditangani pemerintah secara cepat dan pengawasan secara ketat, supaya meminimalisasi pertambahan pasien covid-19.



Share This :
FLP Medan

Salam kenal, ini adalah website resmi FLP Medan, sebuah organisasi kepenulisan terbesar yang berasaskan keislaman, kepenulisan, dan keorganisasian.

0 comments