BLANTERWISDOM101

Puisi Minggu Ini Oleh Abdi Siregar

Sabtu, 20 Juni 2020
Ilustrasi

 Luka-Luka Kemanusian

Sampai kepadaku sebuah kabar.

Tentang seseorang yang matanya disiram air keras.

Konon ia adalah salah satu pemberantas korupsi di negeri ini.

Pada subuh buta, dua orang bermotor menyiram matanya dengan air keras.

Butalah ia.

Bertahun-tahun penyiram dicari.

Berbulan-bulan berita ini memenuhi headline.

Pemimpin negeri bilang, harus dapat.

Aparat keamanan sibuk bekerja.

Siang malam.

Ditanyai bolak-balik oleh wartawan.

Jawaban tegas disemburkan, kami masih terus mencari. Kerja keras.

Hancurlah.

Rusaklah.

Pupuslah.

Rasa percaya.

 

Mencari Harga Murah di Negeri Pertiwi

Aku diberitahu kawanku, jika mencari sesuap nasi hari ini seperti mencari jarum dalam tumpukan jerami.

Aku diberitahu kawanku, jika mencari air bersih, harus ditebus dengan harga yang tak murah.

Aku diberitahu kawanku, jika di negerinya, lowongan kerja hanya untuk orang luar negeri.

Aku diberitahu kawanku, di negerinya pernah ada kisah biaya listrik yang naik tiba-tiba.

Aku diberitahu kawanku, pernah ada kisah seorang pencuri sebatang ubi diganjar belasan tahunan penjara. Sementara perampas harta negara, bebas berkeliaran meski masih dalam penjara.

Aku diberitahu kawanku, doakan negeri ini agar segera dipimpin oleh pemimpin-pemimpi yang adil nan bijaksana.

 

Nasihat Seorang Ayah Untuk Anaknya

Nak, selamat datang di negeri indah nan permai ini. Negara yang terdiri dari banyak pulau. Laut-laut indah. Sawah-sawah yang membentang hijau. Dan yang tak lupa adalah gedung-gedung pencakar langitnya.

Nak, bersabar-sabarlah tinggal di negerimu. Jangan mudah emosi dan meluapkan marah. Sebab di sana banyak orang yang suka betekak. Salah jadi benar. Benar jadi salah. Penjahat dipuja-puja. Yang baik dimaki membabi buta.

Nak, nanti kalau kau jadi pejabat negeri, permudahlah urusan orang lain. Jangan sebab tak ada uang kau persulit. Bantulah orang-orang kecil. Tolonglah orang-orang yang membutuhkan. Jabatan itu cuma sementara. Bukan milikmu selamanya.

Nak, jika pun akhirnya kau tak jadi pejabat, tak jadi aparat, tak jadi pegawai negeri.

Jadilah penulis saja. Lalu ceritakan tentang kelaliman mereka.

Nak, negeri ini sudah kehilangan rasa keadilannya.

Tapi sering kali keadilan datang dari siapa pemangku kewenangan.

Maka, tak perlu berkecil hati. Jika nanti, kaupun diperlakukan tak adil pula.

 

TENTANG PENULIS

Abdi Siregar. Lahir di Pematang Siantar. Anggota FLP Sumut angkatan III. Telah menulis 5 buku. Sekarang domisili di Padang Lawas.

Share This :
FLP Medan

Salam kenal, ini adalah website resmi FLP Medan, sebuah organisasi kepenulisan terbesar yang berasaskan keislaman, kepenulisan, dan keorganisasian.

0 comments