BLANTERWISDOM101

Profil Minggu Ini: Produktif dan Berdakwah Lewat Menulis

Sabtu, 20 Juni 2020
Winarti

Ditulis oleh: Dewi Chairani

          Menulis, adalah hal utama yang menunjukkan seseorang memang layak dianggap sebagai penulis. Bisa menulis buku, media masa, blog atau berbagai wadah online yang kini banyak diminati. Bagi ibu dari seorang putri ini, menulis buku adalah hal yang paling hakiki dilakukan seorang penulis, selain juga untuk menebar manfaat dan sebagai bentuk rekam jejak kreativitas yang tidak akan lekang oleh zaman.

                Dosen muda ini bernama Winarti. Ia yang kini tercatat sebagai dosen Bahasa Indonesia di Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara, telah melahirkan lebih dari 20 buku, diantaranya 8 buku novel yang diterbitkan secara indie. Wanita yang biasa dipanggil Mbak Win ini, terbilang cukup berani menerbitkan buku karena tidak perlu menunggu lama jawaban dari penerbit mayor (penerbit besar). “Sekarang kalau mau nerbitkan buku, dengan modal kecil bisa kok. Gak nunggu lama-lama,  dapat ISBN dan  buku, banyak paket dari penerbit Indi, karena mereka berlomba-lomba mencari pasar. Jadi gak perlu khawatir,” papar ibu dari Ainaya Puisi Lingga ini.

                Bisa menjadi penulis yang dikenal dan terbukti produktif seperti sekarang, tentu bukan hal yang instan. Asam garam telah dilalui  wanita kelahiran Tanah Tinggi, Batu Bara ini. Awal menulis novel perdana yaitu Bintang bahkan Mbak Win belum memiliki komputer atau laptop. “Dari Medan nyewa angkot untuk jemput dan pinjam komputer adek di kampung,” kisah penulis penggemar Buya Hamka ini. Ia pun berguru pada seorang penulis senior di Medan, dan hanya diberi waktu sebulan. Setelah melewati revisi, tidak menunggu lama, terbitlah novel perdana penggemar novel Ketika Mas Gagah Pergi ini. Lahirnya  novel perdana juga tak selamanya membuahkan pujian. “Dipuji, dikritik, dicaci itu semua adalah asupan gizi,” ujar dosen yang senang memakai jilbab putih ini. “Nikmati kritikan lalu membesar, sampai guru besar bahkan profesor memberi masukan. Itu semua yang membesarkan hati kita. Sekarang malah aneh rasanya jika dipuji tanpa dikritisi,” lanjut dosen lulusan Magister Pascasarjana UMN Al-Washliyah.

                Telah mampu menulis banyak buku, terbukti menempah wanita penyuka air putih menjadi penulis besar. Diantara kesibukannya mengajar di kampus, mengurus anak, ia tetap berusaha produktif menulis novel. Ia kini tengah menulis seri kedua dari novel Putri Arimbi. Bagi wanita kelahiran September ini, menulis tidak hanya sekedar mencari nama dan terkenal. Hal yang masih disyukurinya hingga kini lewat menulis ia bisa berdakwah. “Masih diberi kesempatan sama Allah buat nulis, berkarya, berdakwah, buat nabung jadi jalan pahala menuju surga lewat novel,” ujar  penulis yang menyumbangkan beberapa hasil penjualannya untuk gerakan sosial ini.

                Kini, selain menulis novel Winarti juga produktif menulis cerita anak (cernak) dan terbit hampir setiap tahun. Ia pernah memenangkan lomba menulis cernak tingkat nasional Kemendikbud di tahun 2018. Nah, keberhasilannya itu tidak ia rasakan sendiri, ia juga mengikutsertakan mahasiswanya didalam penulisan cernak tersebut.” Ini sekaligus jadi bentuk aplikasi ilmu untuk mereka dan langsung diapresiasi dalam bentuk buku. Jadi kita gak pintar sendiri, tema yang diangkat juga lebih sering pendidikan moral,” papar Dosen Bahasa bertubuh ramping ini.

                Makin digemarinya media digital seperti e-book dan beberapa aplikasi yang menampung tulisan melalui media online Winarti tetap tidak surut semangat untuk menerbitkan buku secara indi. Ia memiliki pesan untuk penulis pemula, “buat penulis pemula, jangan patah semangat ditolak penerbit mayor. Indie barangkali bisa menjadi jalan terbaik. Terus nulis, terus nerbitin buku dan terus bernama,” pesan penulis yang dikenal dengan nama pena Win RG ini.


Share This :
FLP Medan

Salam kenal, ini adalah website resmi FLP Medan, sebuah organisasi kepenulisan terbesar yang berasaskan keislaman, kepenulisan, dan keorganisasian.

2 comments

  1. Jadi mau jadi penulis modal pertamanya bukan laptop ya, Kak. Melainkan kemauan itu sendiri. Menginspirasi ya perjalanan mbak win.

    Oia, masih penasaran nama R.G itu, dulu kayaknya mbak win pernah janji mau kasih tahu ya. (Kayaknya) 😁

    BalasHapus
  2. pernah mmg ci, tp nunggu mbak win go internasional kayaknya

    BalasHapus