Bisa memberikan
manfaat lewat tulisan adalah hal sederhana yang menjadi alasan gadis penggemar Tere Liye ini untuk tetap aktif
menulis. Terbukti, 2 buku telah berhasil diterbitkan plus 2 antologi lainnya.
Ialah Fitri Lestari
Siregar. Gadis yang berdomisili di Labuhan Batu ini memiliki bakat menulis yang
sudah tidak diragukan lagi. Wanita kelahiran 17 Maret 1990 ini telah
menerbitkan sebuah novel dengan judul Semesta Cinta Zahara yang cetakan pertama
tembus empat ribu eksemplar dan kini sudah memasuki cetakan kedua. Tidak sampai
disitu, ia juga telah menulis buku tentang catatan seorang guru PAUD yang mengutip percakapan murid-muridnya yang
mengandung inspirasi dan hikmah, bagaimana mendidik anak yang baik dan memahami
berbagai karakter anak yang berjudul Caki Si Guru Cupu. Penjualannya kini sudah
tembus hampir dua ratus eksemplar yang diterbitkan oleh Gerhana Publishing.
Anak dari Ahmad
Sukirman Siregar dan Wakini ini, memang merupakan guru PAUD (Pendidikan Anak
Usia Dini) di RA Rabbani, Labuhan Batu. Ia juga mengajar Tahfiz di Markaz Tahfidz
Cordobana Rantau Prapat. Wanita penyuka nasi goreng ini menceritakan bagaimana
proses kreatifnya menyelesaikan novel tersebut. Sebelum menulis, gadis lulusan S1 Pendidikan Matematika dan S1
Pendidikan Guru Raudhatul Athfal (PGRA) membaca berbagai buku novel sebagai
bekal ia menulis. Awalnya ia belajar menulis saja, sambil juga memperhatikan penggunaan
EYD. Setelah dikira mampu, ia mulai mengonsep sinopsis dan inilah awal ia
memulai novelnya.
Gadis berdarah
Mandailing ini pun menargetkan waktu 3 bulan untuk bisa menyelesaikan novel
tersebut. Ia belajar konsisten dan alhamdulillah selesai tepat waktu. Namun cerita
belum usai, ketika ia memberanikan diri
untuk mengirim ke sebuah penerbit, penolakan terjadi. Sempat patah semangat dan
timbul rasa malas, ungkap Fitri. Saat ia merasa Novel ini tidak boleh berakhir
sia-sia, akhirnya Fitri bangkit kembali. Ia meminta beberapa temannya untuk
membaca naskah tersebut. Meminta masukan lalu mengeditnya. Ia mencoba mengirim ke penerbit Sinar Kejora, “Alhamdulillah
mereka tertarik dan akhirnya diterbitkan,”
papar anak kedua dari empat bersaudara ini. Fitri hanya butuh waktu satu
tahun hingga akhirnya novel tersebut berjodoh dengan penerbitnya.
Selain kedua buku
tersebut, Fitri juga menulis dalam dua antologi, yaitu Antologi Puisi Sajak
Langit Panai dan Antologi Cerpen Bahagia tak Mesti dengan Manusia. Kini ia
sendiri juga tengah menyelesaikan sebuah proyek novel yang hampir rampung
pengerjaannya. Melihat produktivitas gadis kelahiran Sigambal ini, motivasinya sederhana, ia hanya
ingin menebar manfaat lewat apa pun. “Tapi karena punya kebiasaan
nulis, Insya Allah bisa dimanfaatkan,” tambah gadis penyuka minuman lemon sereh
ini.
Fitri yang memiliki
nama pena Fittriyu Siregaru ini, ternyata merupakan pengurus aktif Forum
Lingkar Pena Cabang Labat. Ia kini menjabat sebagai Sekretaris Umum, jadi
selain berdedikasi dan sharing seputar ilmu kepenulisan di
organisasi tersebut, ia juga terpacu
untuk terus produktif menulis. Ada beberapa pelatihan menulis yang juga telah
ia isi, yaitu Workshop Menulis Novel yang diselenggarakan Univ. Al-Washliyah
Labuhan Batu, Seminar Menjadi Muslimah Keren yang diselenggarakan JPRMI Labuhan
Batu, Seminar Kepenulisan yang diselenggarakan FLP Sumut. Diskusi mengejar mimpi yang
diselenggarakan Muslimah Kopi Labuhan
Batu, Seminar Komunikasi dengan Anak Usia Dini yang diselenggarakan Dinas
Pendidikan Labuhan Batu, Seminar Online Munculkan Ide Kreatif dan Inovatif
selama Stay at Home yang diselenggarakan
Kopi Labuhan Batu dan Bedah Buku Caki Siguru Cupu via zoom yang
diselenggarakan Forum Penulis Labuhan
Batu.
Terbukti memang ketika
semakin banyak menebar manfaat maka semakin berkah dari apa yang dimiliki,
termasuk ilmu dan skill. Gadis penggemar novel Ayahku Bukan Pembohong karya
Tere Liye, tampak humble dan tidak segan berkontribusi di berbagai
kegiatan. Maka tidak heran kemampuan menulisnya semakin meningkat dan semakin
produktif dalam menulis.
Kenal sama sholihah fittriyu siregaru ini merupakan keberuntungan bagiku.. Terima kasih Ya Robb. Ditunggu karya-karya selanjutnya ya adik sholihah. .
BalasHapusSiAmah kesayangan nya ukasyah.. selalu ngiklanin ukasyah walaupun emaknya merepet2. Hemmm,,, semoga dikarya selanjutnya ukasyah menginspirasi ammah fitri untuk nulis lagi dan mncatumkan nama ukasyah.. hahahhahahaah...
BalasHapusAshumtu Hukmun, diam itu bijaksana, untuk menggambarkan gadis Sholihah 1 ini, tdk menunggu berlama-lama untuk menjatuhkan pilihan sebagai sahaba surgaku. Sukses selalu sahabat, bahagia dunia akhirat. Aamiin
BalasHapusSmoga terus memberi manfaat Bu Fitri. Sehat dan tetap terus berkarya..
BalasHapusMenjadi teladan bagi byk org dan tentunya buat murid2 tersayang...🥰
hmm
BalasHapusBagaimana caranya untuk ikut gabung
BalasHapus