BLANTERWISDOM101

PUISI : KARYA PILIHAN

Jumat, 22 Mei 2020
Pengantar, Kata
Oleh: Cipta Arief Wibawa

seharusnya kita tak perlu bicara jika tak berjumpa. sebab kata-kata kita adalah bahasa pada setiap gerak tubuh.

yang lahir lewat bibir kita hanyalah polusi tentang ini dan itu, kini dan nanti. kemesraan ialah sebuah aksi. mata kita harusnya saling menatap. bibir kita harusnya saling melekat. tangan kita harusnya saling menjabat.

tapi kita memilih kehilangan sebagai jalan pintas atas kemarahan. penyesalan pun datang bagai komedian yang gagal membuat kita tertawa.

berapa kenangan yang sudah kita tuntaskan? ada hutan, aspal sepanjang komplek perumahan, mall, dan jalan setapak pada sebuah taman. di mana lagi cinta itu? ah ya. dalam kegelapan kita pernah merasa kehangatan.

boleh aku memanggilmu sayang?
boleh aku membelaimu sambil membayangkan inilah sosok yang akan selalu aku pandangi setiap menjelang tidurku?

ada orang yang berbahagia saat berhasil menjadi juara. ada orang yang berbahagia saat melaksanakan perintah agama. tapi seluruh kebahagiaanku adalah segala yang berasal dari kamu.

pagi kembali tiba hari ini. kita lahir lagi. otak kita dikosongkan kembali. harus memulai dengan cara seperti apa?

aku tahu. bagaimana kalau kita coba dengan berdoa? konon, tuhan amat senang dengan hamba yang mau berbagi dengannya.

selamat beriman sayang, mantan, dan semua perempuan yang pernah aku idamkan.

Jakarta

Beberapa Kami dalam Sebuah Puisi
Oleh: Cipta Arief Wibawa

bila malam tiba, kami selalu bercerita. tentang segala hal. umumnya kami memulainya dengan apa saja yang telah kami lewati hari ini. kami saling mengejek, tertawa, dan sesekali menggoda.
waktu seperti melompat kala itu. 
kami memahami kesedihan tapi tak pernah mau larut di dalamnya. 
kami memahami perpisahan tapi tak pernah peduli kapan datangnya. 
kami memahami kesalahan tapi tak pernah merasa berdosa karenanya. 
kami adalah yang tak pernah menyerah. kami sungguh pasangan penakut yang saling melengkapi ketakutan kami masing-masing.
kami punya banyak rencana. kami punya banyak cita-cita. kami juga punya banyak rindu yang tak pernah cukup untuk kami simpan di dada. kami adalah alumnus dari sekolah bernama nasib malang pengalaman. kami adalah kesabaran paling tulus yang lahir dari rahim cobaan. kami istimewa.

jangan bertanya kami siapa. kami bisa di mana saja. kami bisa ada sekaligus tiada. kami adalah rahasia. kami adalah keajaiban semesta.

Jakarta

Rangkuman Kamu dalam Aku
Oleh: Cipta Arief Wibawa

dalam perjalanan ini, kita menemukan cinta sebagai hadiah terbaik yang diberikan tuhan untuk kita. saat ini hujan turun deras sekali, persis seperti diriku yang tengah merasa basah oleh kebimbangan dan ketakutan menghadapimu, menghadapi kelembutan dan segala jenis kebaikan yang bertengger di tubuhmu. tahukah kamu, kata maaf adalah yang paling tepat untuk lidahku kenakan saat bertemu kamu. tapi lidahku kelu. sedang telingamu selalu membenci kata-kata itu. ada hutan lebat di hatiku. kuharap kamu tersesat di sana. bila malam tiba, lihatlah ke langit, biarkan cahaya bulan dan gemerlap bintang menodai matamu. temukanlah aku. peliharalah kegelisahanmu, sayang. kita memahami, akan tiba hari di mana kita tak lagi bisa memahami. waktu adalah ketua kelas, baik namun tegas. tidak. bukan perpisahan namanya, sayang. kita tak pernah dipertemukan, kita ditakdirkan. kisah kita boleh jadi kenangan. raga kita boleh tak lagi saling menemukan. dan rahasia kita mungkin telah jauh terkubur dalam. tapi ingat selalu kata-kataku setiap kali mengantarkanmu menemui tidur, jagalah hatimu seperti kamu menjaga kesehatanmu. dan satu lagi, sayangku. simpan selalu namaku dalam benakmu. sesekali, tolong sebutkan ia pada anak-anakmu. aku ingin mereka tahu, kamu pernah mengenal cinta yang tulus di hatimu.
Jakarta

Share This :
FLP Medan

Salam kenal, ini adalah website resmi FLP Medan, sebuah organisasi kepenulisan terbesar yang berasaskan keislaman, kepenulisan, dan keorganisasian.

0 comments