Aku secangkir kopi takar
Oleh: Fitri AB
Aku secangkir kopi takar
Orang-orang mencariku di sini
Sepertimu yang kali ini datang dengan sekuntum rindu
"Bou, baen pe sacangkir kopi takar i."
Kulihat sekuntum rindu menggebu-gebu di jantungmu
"Halak Paringgonan do ho?"
Seseorang bertanya padamu
"Inda. Tai jungada i oban dongan au tu son."
Rindu semakin menggebu
Sesap saja aku dulu
Biar kuredam dengan aromaku segala rindumu
"Kopi takar ini kesukaanmu. Sejak hari itu aku pun mencari-carimu sepanjang harumnya."
Aku secangkir kopi takar
Beberapa orang mengadukan kenangannya
sambil mengaduk-adukku dengan sepotong kayu manis.
Beberapa lagi seperti ia,
Di hantam rindu,
Lalu kuredam pelan-pelan
Aku secangkir kopi takar
"Bou, adong dope kopi takar i?"
Seseorang mencariku lagi,
Lain waktu kuceritakan padamu tentangnya
Ruang Rindu, 6 Syawal 1441 H
______________________________
Sepanjang Sungai Siraisan
Oleh: Fitri AB
Daun-daun gugur, lalu hanyut sepanjang Sungai Siraisan
Lelaki itu pernah menuliskan segala pada tiap daun itu. Janji, kenangan, dan harapan. Merekalah yang berulang-ulang tertulis di sana.
Sewaktu-waktu, jika kau menemukan daun-daun itu, simpanlah ceritanya dalam album ingatanmu.
Sepanjang Sungai Siraisan,
Ada yang tak lekang,
Tak juga habis,
Tak pernah mati,
Tak akan terganti.
"Adong sada nama i tiap lambar bulung i."
Sepasang Murai Batu berkabar pada angin
6 Syawal 1441 H
Share This :
0 comments